Selasa, 16 Juni 2009

keberuntungan

Banyak orang yang bilang saya beruntung. saya bukan cewek keren yang dianugrahi tubuh seksi dan wajah kinclong menawan. Saya juga tidak berasal dari keluarga hartawan yang kaya raya. Hidup saya berjalan nyaris sangat normal, keluarga yang cukup dan bahagia. Nyaris tidak ada lika liku yang berlebih di hidup saya maupun keluarga. Tidak ada cerita ayah yang pergi selingkuh dan menyiksa ibu. Tidak ada cerita adik adik kabur dan mabok ganja. Tidak ada cerita saya dikeluarin dan masuk penjara.

Bahkan sampai sekarangpun, tanpa lika liku yang panjang saya menjalani hidup.

Belakangan saya baru sadar, bahwa banyak sekali orang yang bilang kalau saya beruntung. saya bisa lulus cum laude, sahabat saya bilang saya beruntung. saya cepat mendapat pekerjaan setelah lulus, ibu saya bilang saya beruntung. pacar, keluarga, teman lama teman baru semua bilang saya beruntung. saya terkesan mendapat segala kesempatan dengan mudah tanpa harus berkeringat.

Saya sempat frustasi mendengarnya. Saya memang sama-sama bermain main dengan teman-teman, tapi saat ujian datang, sesempatnya saya selalu belajar, oke, minimal mencatat ulang hehe. Saya cukup tau saya terlalu sering bolos kuliah, makanya saya belajar agak keras agar saya dapat menimbun lubang absen saya. Memang, saya jarang mendapat kegagalan yang signifikan, karena jujur..saya tidak pernah berani mengambil hal beresiko, itulah kenapa saya terlihat ‘mulus-mulus’ aja.

Tapi teman saya berkeras, kamu beruntung.

Saya selalu mencari jawaban dari hal itu. Apa yang mereka maksud dengan beruntung? keajaiban datang tanpa babibu kah? Jika iya, saya merasa semakin terpuruk. Saya cukup berusaha dalam hidup saya, meski sedikit saya tidak diam untuk keinginan saya.

Saya bilang itu ke ibu. Saya menjadi begini karena diri saya bu, bukan karena keberuntungan. Begitu ucap saya. Ibu tersenyum sambil tetap sibuk menonton sinetron, dan bilang, kamu ga boleh sombong gitu. Kamu beruntung karena banyak yang mendoakan kamu, hingga allah memutuskan kamu siap menghadapi keberuntungan, begitu katanya.

Aku diam saja. Betul, kalo bukan karena doa ga mungkin.

Tapi setiap ada keberuntungan lain, teman selalu bilang saya beruntung, beruntung. dengan intonasi yang berbeda dengan Ibu, yang artinya saya beruntung karena keajaiban yang datang tiba-tiba. Seolah suatu saat saya akan tertimpa musibah karena terlalu sering beruntung.

Teman saya yang paling dekat mendelik saya bilang seperti itu. Bukan itu maksud saya, katanya. Kamu beruntung karena kebisaan kamu dan tepat bertemu dengan yang membutuhkan kebisaan, bahkan ketidakbisaan bisa kamu pertemukan dengan yang membutuhkan ketidakbisaan, dengan kata lain kamu cerdas. Saya tersenyum mulai mengerti.

Dan beberapa menit yang lalu saya membaca wall seseorang di facebook, begini isinya :

"Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan,"

Saya tersenyum semakin mengerti.